Dalam melakukan perawatan, pemeliharaan, pengawasan dan kesehatan satwa, para perawat satwa harus biasa mengetahui berbagai jenis penyakit pada satwa dan gejalanya serta manajemen pakan (nutrisi dan gizi) sampai cara pemberian pakan itu sendiri. Karena setiap jenis satwa memiliki cara yang berbeda-beda.
Dimana keberhasilan pemeliharaan dan perawatan satwa berada ditangan mereka, ibaratnya mereka adalah ujung tombaknya.
"Kewajiban Keeper yaitu mencintai satwanya".
Pekerjaan ini memerlukan teknik dan pengetahuan yang luas mengenai perawatan, pakan dan gizi serta pemeriksaan, pengasuhan, dan grooming.
Seorang perawat satwa tidak hanya memberi makan dan membersihkan kandang saja, tetapi harus mencintai satwanya, bagaimana mereka bisa mencintai satwa kalau tidak mengerti dan memperhatikan perilaku satwa dan bertanggungjawab terhadap satwa.
Gambar 4. Mahout (Perawat Satwa khusu Gajah) memberi Suplement - Taman Satwa Lembah Hijau LampungMenjadi perawat hewan bukan tanpa risiko lho. Karena satwa nggak bisa berbicara dengan manusia sementara agresivitas dan liarnya tidak mudah juga untuk tebak, maka perawat sarwa perlu memahami perilaku satwa peliharaannya. Seperti yang terjadi saat musim kawin, karena pada umumnya satwa berada pada puncak agresivitasnya, tak jarang terjadi beberapa serangan tak terduga yag dilakukan satwa pada perawatnya.
Bekerja sebagai perawat satwa, tidak hanya menggunakan tenaga saja tetapi lebih ke hati dan pikiran. Kenapa hati, karena yang dipelihara adalah mahkluk hidup, jadi apaun yang dilakukan harus ikhlas. Dan kenapa juga menggunakan pikiran, karena tanpa ide-ide cemerlang perawatan satwa akan susah atau bahkan tidak mengalami kemajuan. Seperti menyediakan pengayaan (Enrichment) yang cocok pada kandang yang menjadi tempat tingal satwa serta pemeliharaan (Husbandry) yang baik, seperti perkawinan dan pembiakan hanya boleh dilakukan apabila fasilitas mendukung dan mencukupi, juga adanya pengawasan dan perawatan untuk mencegah kecelakaan ataupun kematian induk atau anaknya.
Gambar 5. Enrichment Beruang Madu dikandang exhibit - Taman Satwa Lembah Hijau LampungKandang (Enclosure) harus dibuat senyaman mungkin, dan dibuat semirip mungkin seperti habitatnya. Kalau yang mencari makan dengan mengais tanah, maka makanannya harus diberikan dan diletakkan di tanah, agar perilaku mereka tidak berubah. Kalau tidak diberi tantangan seperti di alam nyata, maka satwa itu akan berubah perilakunya, mereka makan tidak seperti di alam liar lagi, karena sudah tersedia.
Gambar 6. Kandang Harimau yang tersedia kolam air karena Harimau suka berenang sesuai sifat alaminya - Taman Satwa Lembah Hijau LampungKalau Harimau Sumatera suka berenang, maka disediakan kolam air untuk harimau berenang. Juga untuk primata, jangan meletakkan makanan di bawah, taruh diatas pohon supaya perilaku mereka memanjat tetap dapat dilakukan.
Gambar 7. Owa Siamang yang asik bergelantungan diatas pohon didalam kandang exhibit - Taman Satwa Lembah Hijau LampungDalam beberapa waktu, perawat satwa harus mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kinerjanya dalam pengenalan satwa, perawatan dan pemeliharaan serta memberi pakan dan melakukan monitoring satwa di kandang.
Untuk mengantisipasi penularan infeksi penyakit satwa ke manusia atau sebaliknya (Zoonosis), perawat satwa biasanya mendapatkan vaksin rutin untuk menambah kekebalan tubuh perawat satwa yang setiap harinya berhubungan langsung dengan satwa, seperti vaksin Rabies, TBC atau Hepatitis.
Gambar 8. Penanganan satwa sakit dilakukan oleh Tim Medis dibantu oleh Mahout - Taman Satwa Lembah Hijau LampungJadi dalam merawat satwa, perawat satwa harus berpedoman terhadap Kesejahteraan Satwa (Animal Welfare) itu sendiri, yaitu:
1. Bebas dari rasa lapar dan haus,
2. Bebas dari rasa tidak nyaman,
3. Bebas dari rasa sakit dan penyakit,
4. Bebas berperilaku liar dan alami, dan
5. Bebas dari rasa takut dan stress.
Gambar 9. Kandang burung Pelikan yang layak dan sesuai, agar dapat berperilaku alami - Taman Satwa Lembah Hijau Lampung.