Mengenal Gajah Sumatera

Gajah Sumatera adalah salah satu satwa endemik Indonesia yang berasal dari pulau Sumatera, yang artinya satwa ini habitat aslinya hanya terdapat di pulau Sumatera, mulai dari provinsi Aceh sampai provinsi Lampung. Gajah Sumatera termasuk kedalam sub spesies Gajah Asia dengan nama ilmiahnya Elephas maximus sumatranus.

Selain Gajah Sumatera, yang termasuk kedalam sub spesies Gajah Asia lainnya adalah Elephas maximus indicus dan Elephas maximus maximus.

Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Taman Satwa Lembah Hijau Lampung


Gajah Sumatera termasuk hewan sosial yang hidup secara berkelompok di hutan-hutan dataran rendah pulau Sumatera, yang mana setiap kelompok dipimpin oleh satu ekor Gajah betina yang dituakan. Pemimpin kelompok ini lah yang akan memimpin sekawanan Gajah untuk berjalan mencari sumber pakan dan air. Setiap kelompok gajah terdiri dari beberapa ekor Gajah betina dan anak-anaknya, jumlah setiap kelompok ini pun bervariasi, ada yang berjumlah 20-35 ekor dan ada juga yang hanya berjumlah 3 ekor saja.

Gajah jantan yang telah dewasa akan keluar dan menjauh dari kelompok tetapi tetap mengikuti dan memantau kawanan kelompok Gajah dari kejahan dan akan kembali masuk kedalam kelompok jika ada diantara Gajah betina yang sedng birahi atau telah siap untuk dikawinkan. Sedangkan Gajah tua akan memisahkan diri dari kelompok hingga pada akhirnya ia mati.

Pada Gajah Sumatera, terdapat beberapa ciri-ciri khusus yang dapat dilihat dari bentuk fisiknya, seperti:
1.Berat badan Gajah berkisar 3-4 ton, dengan tinggi antara 2-3 meter dan panjang
2.Pada bagian atas kepala Gajah Sumatera terdapat dua tonjolan, sedangkan [ada gajah afrika lebih rata/ datar,
3.Telinga pada Gajah Sumatera lebih kecil dan berbentuk segitiga, sedangkan pada Gajah Afrika lebih besar dan berbentuk kotak,
4.Pada kaki bagian depan Gajah Sumatera terdapat 5 buah kuku dan 4 buah kuku pada kaki bagian belakang, sedangkan pada Gajah Afrika memiliki 4 buah kuku pada kaki bagian depan dan 3 buah kuku pada kaki bagian belakang,
5.Gading pada Gajah Sumatera hanya terdapat pada Gajah jantan dan pada Gajah betina lebih pendek (disebut Caling) atau cenderung tidak ada.
Sedangkan Gajah Afrika pada Gajah jantan dan betina, keduanya sama memiliki gading.
6.Warna kulit pada Gajah Sumatera lebih terang dan sering terdapat flek putih kemerahan atau disebut Depigmentasi.

Untuk mencari sumber pakan dan air, kawanan gajah akan terus bergerak dan berjalan sejauh 20 Km2 setiap hari nya. Dalam sehari, gajah hanya  tidur selama 4 jam dan 16 jam lainnya digunakan gajah untuk bergerak menjelajah dan mencari makan dan air, sisa waktunya digunakan untuk bermain dan berkubang (bermain lumpur).

Gajah Sumatera membutuhkan makanan hingga 250 Kg (setara dengan 5-10% dari berat badannya). Makanan Gajah Sumatera adalah rerumputan, dedaunan, ranting, buah dan juga umbi-umbian. Sedangkan untuk minum, Gajah Sumatera membutuhkan 160 liter air setiap harinya.

Pada Gajah Sumatera jantan yang berumur 12-15 tahun akan mengalami periode “Musth”, yaitu masa dimana produksi hormon testoteron akan meningkat yang menandakan bahwa gajah jantan sudah siap kawin. Pada saat musth gajah jantan mengalami perubahan perilaku, lebih agresif, nafsu makan menurun dan suka mengendus-enduskan belalainya. Selain itu, terjadi perubahan fisik seperti penis yang sering keluar, sering meneteskan urin dan pada dahi (diantara mata dan telinga) akan mengeluarkan cairan berminyak yang berbau khas dan menyengat.

Sedangkan pada Gajah betina akan siap kawin saat berumur 9-10 tahun. Usia kehamilan Gajah Sumatera adalah selama 20-22 bulan. Dalam satu kali kehamilan biasanya terdapat satu ekor bayi gajah. Bayi normal Gajah Sumatera yang baru lahir memiliki bobot tubuh sekitar 80-100 Kg dengan tinggi berkisar 75-100 cm. Bayi gajah diasuh induknya hingga berumur 18-24 bulan dengan jarak antar kehamilan sekitar 4-6 tahun.

Karena rusaknya habitat gajah akibat pembalakan liar, penyusutan dan fragmentasi habitat serta pembunuhan akibat konflik dan juga perburuan, mengakibatkan populasi gajah Sumatera semakin terancam dan jumlahnya yang semakin berkurang.

Status Konservasi gajah Sumatera masuk kedalam daftar satwa yang dilindungi oleh UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem dan diatur oleh PP. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan satwa Liar.

Sedangkan Lembaga Konservasi Dunia – IUCN, Gajah Sumatera berada dalam status Kritis (Critically Endangered) dalam daftar merah spesies terancam punah.

Demi tercapainya Pelestarian dan penyelamatan Gajah Sumatera dari kepunahan, diperlukannya kerjasama dan sinergitas antara semua pihak baik itu Pemerintah, pihak swasta, Swadaya masyarakat dan juga masyarakat sekitar kawasan yang akan berhubungan langsung dengan satwa ini.

Mari kita jaga Kekayaan dan Kelestarian Sumber Daya Alam Indonesia yang beragam ini,
Agar tidak hilang dan punah nanti!


SALAM LESTARI!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal OWA SIAMANG si hitam yang "Setia" di Taman Satwa Lembah Hijau Lampung

Pengembangbiakan (Breeding) Owa Siamang di Lembah Hijau Indonesia merupakan rumah bagi primata, karena dari 250 spesies primata yang ada di ...