Minggu, 29 Januari 2023

Mengenal OWA SIAMANG si hitam yang "Setia" di Taman Satwa Lembah Hijau Lampung

Pengembangbiakan (Breeding) Owa Siamang di Lembah Hijau

Indonesia merupakan rumah bagi primata, karena dari 250 spesies primata yang ada di dunia, Indonesia memiliki 59 spesies primata dan dari 600 subspesies sekitar 79 subspesies ada di Indonesia serta 60% dari 59 spesies di Indonesia ini merupakan primata Endemik, yang artinya hanya ditemukan di wilayah di Indonesia.

Gambar. 1. Siamang di kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

Owa Siamang yang bernama latin Symphalangus syndactylus adalah spesies primata yang dapat dijumpai di pulau Sumatera. Kera yang memiliki bulu berwarna hitam legam ini masuk kedalam keluarga "Gibbon" (owa).

Siamang merupakan jenis owa terbesar dari sekitar 18 jenis owa yang tersebar di seluruh dunia. Meskipun yang terbesar dari jenis owa, mereka tetap tidak sebanding dengan primata bertubuh besar lainnya seperti Gorila, Simpanse, maupun Orangutan.

Siamang terbagi menjadi 2 subspecies, yaitu Siamang Malaysia (Symphalangus syndactylus continentalis) dan Siamang Sumatera (Symphalangus syndactylus syndactylus).
Gambar. 2. Salah satu Siamang (Symphalangus syndactylus) di LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

🟢 Habitat dan Sebaran
Siamang merupakan hewan arboreal, yaitu sebagian waktunya dihabiskan berada di pucuk pohon bagian tengah ke atas. Hewan ini tidak mempunyai kemampuan berenang sehingga cenderung mengindari air.

Siamang tersebar di habitat hutan tropis Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia, Indonesia dan kawasan selatan Semenanjung Thailand. Umumnya hewan ini hidup di daerah dataran rendah, hutan pegunungan, hutan hujan dan area perbukitan.

Di Indonesia, sebaran utama primata berbulu hitam ini berada di wilayah Sumatera. Pegunungan Barisan bagian barat hingga tengah adalah habitat utamanya. Sedangkan di Malaysia, siamang hidup di kawasan selatan Sungai Perak.

Gambar. 3. Siamang saat diatas pohon di kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

🟢 Morfologi atau ciri-ciri Fisik
1. Bentuk Tubuh
Tubuh siamang mirip seperti kera pada umumnya, namun dengan ukuran lebih besar serta tidak memilki ekor. Wajahnya besar dengan hidung yang kecil, bermoncong pendek dan diatas bibirnya tumbuh kumis tipis.

Karakteristik siamang yang sangat khas adalah adanya kantung pada tenggorokan yang disebut "Kantung Gular". Kantung di tenggorokan yang berwarna merah muda atau abu-abu ini dapat membesar hingga seukuran jeruk bali atau bola dan berfungsi sebagai kotak suara untuk memperkaut vokalisasi suara agar lebih keras, sehingga dikenal sebagai owa paling berisik.

Gambar. 4. Kantung Gular yang sedang membesar

2. Ukuran Tubuh
Dibandingkan dengan jenis owa atau gibbon lain, siamang mempunyai ukuran dan berat yang lebih besar dua kali lipat. Berat badannya antara 10 sampai 12 kg untuk betina, serta jantan sekitar 12 sampai 16 kg. Panjang atau tinggi tubuhnya sekitar 71 hingga 90 cm.

Gambar. 5. Bentuk tubuh dari Siamang jantandi kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung 

3. Tangan
Lengan siamang bentuknya ramping dan panjang. Panjang tangganya mencapai 2,3 hingga 2,6 kali panjang tubuhnya. Lengan panjang tersebut memudahkan dalam bergerak dari satu pohon ke pohon lain secara cepat.

Jumlah jarinya seperti jari manusia, yaitu 5 dengan 1 ibu jari berlawanan arah dan 4 jari lain tumbuh memanjang. Pada kedua jari di setiap tangannya menyatu, sehingga Siamang disebut sebagai syndactylus.

Selain untuk bergelantung di ranting pohon, tangannya juga digunakan untuk menangkap dan menggenggam seperti pada manusia.

Gambar. 6. Siamang sedang bergantung diatas pohon di kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

4. Kaki
Ukuran kaki owa siamang lebih pendek dibanding tangannya. Kakinya berguna untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara berjalan.

Fungsi kaki tersebut sesuai dengan nama ilmiahnya, yaitu Symphalangus yang berasal dari bahasa Yunani. “sum” dan “phalanx” berarti “bersama” dan “jari”.

Satwa ini memiliki sedikit selaput di antara jari kaki kedua dan ketiga. Ibu jari kakinya terpisah jauh dari jari kaki lainnya.

Gambar. 7. Siamang sedang berjalan diatas tanah

Karakteristik unik lainnya adalah lengannya menjadi penggerak ketika memanjat, berayun, ataupun melompat. Panjang lengannya mencapai dua setengah kali tubuhnya. Tetapi, di antara owa lainnya, siamang bergerak lebih lambat. Saat di tanah, mereka biasanya bergeral dengan kedua kakinya.

5. Warna
Mata siamang berwarna gelap. Hampir seluruh tubuhnya tertutupi oleh rambut lebat dan panjang, kecuali bagian jari, telapak kaki dan tangan, serta area wajah.
Rambut siamang dewasa berwarna hitam, kecuali pada area mulut dan dagu dengan warna rambut abu-abu. Sedangkan saat masih bayi atau kecil, seluruh warna bulu atau rambutnya adalah hitam.

Gambar. 8. Siamang dengan rambutnya yang khas

🟢 Reproduksi dan Pengembangbiakan
Spesies ini adalah primata Monogami, artinya hanya memiliki satu pasangan seumur hidupnya. Bahkan jika pasangannya telah mati, maka kera ini umumnya tidak akan mencari pasangan lain lagi.

Satwa ini mencapai kedewasaan pada usia 6 atau 7 tahun dengan kemampuan reproduksi secara matang biasanya dicapai pada usia 6 sampai 9 tahun. Siamang tidak mengenal musim kawin, artinya dapat kawin kapan saja. Umumnya Siamang hanya menghasilkan 1 atau 2 keturunan dalam kurun waktu 3 tahun, sehingga secara keseluruhan dalam hidupnya, Siamang betina dapat melahirkan hingga 10 anak dimana usia hidup satwa ini bisa lebih dari 40 tahun di penangkaran sedangkan di alam berkisar 25 - 30 tahun.

Gambar. 9. Induk Siamang sedang menggendong bayinyadi kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

Masa kehamilan betina adalah 230 hingga 235 hari atau selama 7 bulan. Siamang yang baru lahir warnya abu-abu, merah muda dan berambut pendek. Berat bayi tersebut sekitar 400 hingga 600 gram.

Gambar. 10. Induk Siamang sedang menggendong bayinya di kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

Setelah lahir, bayi akan terus bersama induknya dengan cara digendong saat pergi kemanapun.
Menginjak usia 1 tahun, maka tugas merawat bayi dilakukan oleh siamang jantan meskipun masih disusui oleh betina hingga umur 2 tahun. Selain diasuh oleh induk jantan, bayi tersebut juga akan diasuh oleh kelompok lain. Dalam komunitasnya, jantan juga bertugas untuk mempertahankan wilayah, merawat anggotanya, serta membela dari serangan musuh.

Gambar. 11. Siamang betina berayun dengan menggendong bayinya di kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

Jika bayi siamang mempunyai saudara yang lebih tua, maka juga akan dibantu merawat oleh saudara tuanya tersebut. Selama masa ini, bayi akan diajarkan cara interaksi sosial, mencari makan dan cara bergerak di cabang pepohonan. Bayi siamang akan tetap tinggal dengan keluarga hingga usia 7-8 tahun.

🟢 Jenis Makanan
Makanan siamang terdiri dari berbagai macam jenis. 49% buah, 38% daun, 3% bunga, dan 10% serangga. 37% dari keseluruhan pakan siamang adalah buah ara. Selain itu, daun muda juga kesukaannya. Selama sebagian besar waktu makannya, satwa ini menahan diri dengan satu tangan.

Gambar. 12. Siamang sedang makan di kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

🟢 Sifat Teritorial
Siamang merupakan satwa ini "diurnal" (aktif di siang hari) memiliki wilayah yang relatif kecil, sekitar 0,24 kilometer persegi, dan mempertahankan wilayah mereka dengan nyanyian setiap hari. Wilayah jelajahnya sekitar 15 hingga 35 hektar. Kebiasaan Tidur dan beristirahat dengan menyangga atau menggantungkan diri di pepohonan pada ketinggian antara 305 sampai 1220 meter.

Gambar. 13. Sepasang Siamang yang santai diatas pohon di kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

🟢 Hobi Teriak (Kerihan)
Ketika berteriak, kantong fleksibel (Kantong Gular) yang terdapat di tenggorokannya dapat mengembang hingga sebesar jeruk bali. Kantong ini yang dapat menambah volume teriakannya, sehingga dapat terdengar hingga sejauh 4,8 kilometer di dalam hutan.

Gambar. 14. Siamang dan kantong Gularnya yang sedang membesar

Siamang biasanya mengerih di pagi hari. Kerihan ini untuk mendefinisikan atau mempertahankan wilayah dari para tetangganya. Selain itu, gericauan siamang juga merupakan tanggapannya atas gangguan. Komunikasi Ricauan siamang juga merupakan bentuk komunikasi satwa ini.

Selain gericauan solo, komunikasi vokal siamang tidak jarang melibatkan duet, terutama ketika mereka ingin kawin. Selain komunikasi vokal, hewan ini menggunakan komunikasi taktil. Komunikasi taktil terlihat pada agresi fisik. Semua primata menggunakan sinyal visual, seperti ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak tubuh dalam berkomunikasi. Saat bersuara, mamalia ini dapat menghasilkan jenis nada yang berbeda menggunakan kantung tenggorokannya.

Gambar. 15. Siamang sedang bergerak sambil berteriak

Vokal yang dalam yang keluar dengan mulut tertutup, dan juga suara yang nyaring ketika mulut terbuka. Suara dengan mulut tertutup jarak dengarnya lebih jauh daripada suara dengan mulut terbuka atau yang terdengar seperti teriakan 'wow'. Vokalisasi ini seperti gonggongan yang memiliki pola. Awalnya perlahan dan kemudian bertambah cepat. Panggilan ini sering bersamaan dengan perilaku akrobatiknya.

Gambar. 16. Gerakan akrobatik dan lincah siamang saat berayun diatas pohon di kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

🟢 Perilaku
Untuk berkomunikasi dan meningkatkan ikatan sosial pada kelompoknya, siamang menggunakan ekspresi wajah dan perilaku. Primata ini akan bersosialsasi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 3 ekor. Contoh interaksi sosial adalah saling melakukan perawatan diri dengan merawat dan membersihkan rambut "Grooming" dengan jari secara bergantian.

Siamang dewasa biasanya butuh waktu rata-rata 15 menit per hari. Berdandan adalah bentuk dari dominasi.  Semakin dominan dirinya, maka satwa ini lebih banyak mendapatkan perawatan daripada merawat dari anggota kelompoknya.

Gambar. 17. Sepasang Siamang yang sedang santai di kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

🟢 Tatanan Sosial
Siamang terkenal memiliki lebih banyak koordinasi dan kontak selama aktivitasnya sehari-hari. Keluarga biasanya mencari makan bersama-sama. Primata ini bangun saat matahari terbit dan melakukan 'konser pagi' dengan kantung tenggorokannya sebelum berangkat mencari makan. Biasanya mereka butuh waktu sekitar 5 jam untuk makan sampai kenyang.

Gambar. 18. Siamang sedang makandi kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung 

Setelah delapan sampai sepuluh jam beraktivitas, mereka mengidentifikasi tempat untuk istirahat dan tidur.

🟢 Karakteristik
Siamang jantan dan betina akan memberikan tanda dan mempertahankan wilayahnya dengan mengeluarkan suara. Suara tersebut akan menggema di rimbunnya hutan sehingga dapat didengar dari kejauhan. Selain sebagai cara untuk mempertahankan wilayahnya, suara tersebut juga berguna untuk menjaga ikatan pasangan kawin.

Siamang sangat suka beristirahat atau tidur sehingga nampak seperti hewan pemalas. Primata ini banyak menghabiskan waktunya berbaring di cabang pohon dan akan bergerak saat mencari makan, serta melakukan kegiatan sosial. Hal tersebut biasanya dilakukan secara berkelompok dan aktif pada siang hari.

Gambar. 19. Siamang yang duduk santai diatas pohon di kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

🟢 Status Konservasi
International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List mengklasifikasikan siamang dalam status endagered, rawan punah. Satwa ini terdaftar pada Appendix I CITES (CITES 2011).

Gambar. 20. Siamang yang duduk santai diatas pohon di kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, Siamang merupakan hewan yang masuk daftar dilindungi.

Nah maka dari itu mari kita dukung dengan tidak menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi.

✅️ Pengembangbiakan Owa Siamang di Lembaga Konservasi Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

Satu bayi Owa Siamang lahir sehat dan selamat dari induk bernama momi dan pejantan bernama boy yang merupakan satwa titipan dari Balai KSDA Bengkulu melalui Seksi Konservasi Wilayah III Lampung.

Kelahiran bayi Owa Siamang ini terpantau sejak pertama kali terlihat saat momi menggendong anaknya pada tanggal 18 Februari 2022 sekitar pukul 07.27 WIB di Kandang exhibit Taman Satwa Lembah Hijau.
Gambar. Siamang betina "momi" sedang menggendong bayinya saat berusia beberapa hari di kandang exhibit LK Taman Satwa Lembah Hijau - Lampung

Dimana sebelumnya telah diketahui bahwa Siamang betina momi sedang dalam masa kehamilannya.

Satwa Titipan
Indukan "Boy" adalah Siamang jantan yang dititipkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Bengkulu di Taman Satwa Lembah Hijau Lampung pada  tahun 2016 lalu.
Sedangkan, "Momi" Siamang betina adalah satwa hasil penyerahan masyarakat kepada Seksi Konservasi Wilayah III Lampung Balai KSDA Bengkulu yang kemudian dititipkan di Taman Satwa Lembah Hijau sejak 2017.

3 Tahun Perkenalan
Sejak dititipkan, kedua individu siamang (boy dan momi) menempati dua kandang berbeda, yang dipisahkan oleh parit berisi air. Karena di Taman Satwa Lembah Hijau, kandang exhibit siamang berbentuk pulau yang dilengkapi dengan berbagai pegetasi pepohonan.

Dengan melihat perkembangan selama tiga tahun masa perkenalan, dimana sebelumnya kedua individu yang hanya bisa melihat, menatap dan saling bersahut-sahutan dari kejauhan.

Untuk proses selanjutnya, maka pada tahun 2020 keduanya dicoba digabungkan dalam satu kandang untuk proses selanjutnya, yaitu proses penjodohan dalam satu kandang.

Karena siamang bersifat teritori, maka
diputuskan siamang betina lah yang berpindah
kandang menempati kandang bersama boy.

Penjodohan
Dalam awal penggabungan ini diperlukan adanya observasi terhadap respon keduanya untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti perkelahian.

Untuk bobi dan momi, respon yang ditunjukkan sangatlah positif, terlihat tidak ada respon penolakan dari kedua individu siamang. Bahkan keduanya tampak akur dan menunjukkan respon ketertarikan antara satu dengan lainnya.

Selang beberapa hari penggabungan, terpantau
keduanya telah kawin dan ini dilakukan tidak hanya sekali, melainkan sampai tiga kali dalam sehari.

Perkembangan & Pertumbuhan
Dalam perkembangannya, bayi Siamang yang berjenis kelamin jantan pada bulan februari besok akan berusia genap 1 tahun.

Untuk perkembangannya dan pertumbuhannya, bayi lucu yang diberi nama "ardi" ini terlihat sangat baik dan sehat, terlihat kini ia sudah bisa beraktivitas mengikuti induknya, sesekali ia akan memanjat dan bergelantungan sendiri, namun tetap dalam pantauan kedua indukannya.

Kedua indukannya, baik jantan dan betina akan saling bergantian berkerjasama melindungi, merawat serta mengajarkan anaknya agar kelak dapat hidup mandiri.

Selamat Ulang Tahun Baby Siamang "Ardi"
Selamat Hari Primata Indonesia Tahun 2023

Salam Lestari

Sumber:
1. https://rimbakita.com/siamang/
2. 

Kamis, 26 Januari 2023

Owa Siamang "si hitam" yang setia

Owa Siamang (Hylobates syndactylus) termasuk jenis kera yang tidak berekor seperti gorila, simpanse, maupun orangutan.

Owa Siamang dikenal sebagai salah satu primata dengan kemampuan memanjat terbaik, berkat kedua tangan super panjang, tubuh ramping dan tulang ringan yang memudahkan mereka untuk berayun.
Gambar 1. Owa Siamang yang sedang berayun

Owa Siamang memiliki kantung tenggorokan berwarna keabu-abuan hingga merah muda yang dapat mengembang hingga seukuran jeruk bali  dan menghasilkan suara nyaring yang dikeluarkan oleh siamang, kantung ini disebut Kantung Gular

Gambar 2. Kantung Gular pada Owa Siamang 

dan memiliki lengan panjang dan Siamang juga biasa di sebut Owa Sumatra. Siamang merupakan jenis owa terbesar dari sekitar 18 jenis owa di seluruh dunia. Meskipun yang terbesar dari jenis owa, mereka tetap tidak sebanding dengan primata bertubuh besar lainnya seperti gorila, simpanse, maupun orangutan.

Wilayah persebaranya di Semenanjung Malaya, tepatnya di Pulau Sumatra sepanjang pegunungan Bukit Barisan. Habitat asli
Siamang ada di hutan primer dataran rendah sampai ketinggian 1.300 mdpl (Hardjosentono, 1978).

Mengenal OWA SIAMANG si hitam yang "Setia" di Taman Satwa Lembah Hijau Lampung

Pengembangbiakan (Breeding) Owa Siamang di Lembah Hijau Indonesia merupakan rumah bagi primata, karena dari 250 spesies primata yang ada di ...